Lanjut ke konten

Potret kelam sisi luar lapangan

Masih inget gw dulu ketika masih duduk di bangku SMU, saat masih nge-trendnya tawuran antar sekolah. Masyarakat pada jaman itu juga pasti sangat gerah dengan yang namanya tawuran…tawuran antar pelajar selalu menghiasi berita-berita di media cetak maupun elektronik. Coretan-coretan provokasi di berbagai sudut tembok ibukota yang bertuliskan nama sekolah…grafiti murahan!!

Diatas tahun 2003-an trend tawuran diantara pelajar mulai menurun dengan tajam, entah karena trendnya sudah ketinggalan jaman atau saat itu para pelajar bener2 sekolah?Mungkin karena UN dengan standart kelulusan yg tinggi yang membuat trend ini mulai pudar-berantem mulu kapan lulusnya??Berhentikah atau vakum sementara??

Jepang tahun 1998, masih terpotret dengan jelas pertandingan sepakbola antara Hiroshima Sanfrece dan Shimizu S-Pulse dari sebuah stadion di Prefektur Tochigi yang sangat indah. Indah tanpa Pagar pembatas yang tinggi serta kawat-kawat berduri yang mengganggu pandangan mata. Indah karena suasana sore itu sangat sejuk ditemani angin yang bertiup perlahan, suhu saat itu berkisar 25 derajat celcius tepat di musim semi. Inilah pertama kali saya diajak menyaksikan Liga Jepang atau yang dikenal dengan J-League oleh Akihisa, Host brother saya saat ikut pertukaran pelajar. Tinggal satu tahun di Jepang membuat saya sangat menyukai liganya…Nakata saat itu masih di Belmare.

Antrian suporter dengan atribut timnya masing-masing mulai memenuhi tribun stadion yang sebagian beralaskan rumput dengan tertib. Banyak dari suporternya ini yang mengajak istri serta anaknya, sebuah pemandangan yang tidak pernah kita lihat di ajang liga tanah air. Sepakbola menjadi tempat liburan keluarga???naaaaah….i donk think soo!!!!

Tulisah kompas hari ini yang menyoroti kerusuhan suporter sepakbola yang mencemaskan membuat saya berpikir, mengapa potret sepakbola tanah air ini tidak ada lagi yang bisa di banggakan? Jangan tanya prestasi TIMNAS…kita pasti sudah tau seperti apa prestasinya…tidak lebih dari sekedar penggembira liga Asia. Sampai dicoret pula dari peserta bidding Piala dunia karena punya utang. Apalagi ketua PSSI kita…pantang mundur menjabat terus walaupun pernah masuk Cipinang…Haduuuh!!!Cape deeeh….

Kemarin ini baru nonton film Invictus yang diambil dari kisah nyata, dimainkan oleh Morgan Freeman sebagai Nelson Mandela. Sebuah film dengan pesan moral yang mungkin perlu ditonton oleh kita semua, dimana dengan Olahraga Rugby Afrika Selatan dapat bersatu terlepas dari problem rasisme dan mengangkat martabat mereka dimata Internasional….

Saat itu Shimizu S-Pulse adalah tim yang layak diperhitungkan di liga Jepang dengan pendukung yang sangat banyak, kaos warna kuning-oranye menjadi trademark tim ini. Siapa yang tidak tau ALEX,pemain Brazil yang pernah di naturalisasikan untuk ikut dalam timnas Jepang di piala dunia lalu. Saat itu Alex berumput di Shimizu S-Pulse sebagai sayap kanan. Kecintaan publik Jepang terhadap liganya sangatlah fanatik, sepakbola mulai menggeser pamor Baseball di Jepang mulai dari era tahun 90-an. Saya melihat tertibnya pendukung kedua tim saat tim kesayangan mereka brtanding,anak-anak dan istri mereka pun setia mendampingin para suami untuk mendukung tim kesayangannya. Suasananya sangat kekeluargaan, menyenangkan dan sportif. Banyak dari mereka yang membawa makanan Bento dan minuman dingin…seperti layaknya piknik besar di lapangan sepakbola.

Mungkin jauh jika saya membandingkan suporter Jepang dan suporter Indonesia, namun perlu kita ingat Jepang sebagai penjajah Indonesia yang paling tidak beradab dan berperikemanusiaan ternyata bisa lebih beradap daripada kita at least di arena olahraga. Andaikan suasana menonton sepakbola seperti ini gw yakin dari segi bisnis pasti akan lebih menguntungkan, keluarga akan berbondong-bondong untuk mencari hiburan baru di lapangan sepakbola.

Timbul sebuah pertanyaan, apakah benar ini salah pembinaan dari para pembina suporter?pergeseran trend-kah yang awalnya tawuran antar pelajar?atau ada elemen-elemen lain yang menjadi pemicu…para pengamat sepakbola dalam negeri juga masih belum punya jawabannya. Tawuran antar suporter ini apakah telah menjadi budaya bangsa Indonesia? Jika iya,sungguh memalukan…

Semua pecinta sepakbola tanah air menunggu perubahan….entah kapan??

PATIPERKASA.COM Lihat Semua

Blogging for fun, Radio Trainer, Fulltime husband, loves motorcycle, goalkeeper, street photographer, Basketballer, MotoGP Freak and Arsenal Gooner. contact : pati.perkasa@gmail.com

2 tanggapan untuk “Potret kelam sisi luar lapangan Tinggalkan komentar

    • Menurut saya itu salah satu faktor mas,tp kita liat liga2 Afrika yg pendidikannya lebih kurang beruntung jarang terjadi kerusuhan antar suporter…apa hal ini cuma berlaku di Indonesia aja ya?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: