Monster itu Bernama UAN
Saat itu pukul 07.00 pagi, hari terakhir dimana EBTANAS SMU akan dimulai. Hampir seluruh siswa sudah duduk di ruang ujian yang baru saja dibuka oleh petugas pengawas ujian dari guru luar dan pengawas Independen. Tumpukan tas mulai bertumpuk di depan kelas, semua sudah terduduk dengan tertib di meja-meja yang sudah diatur berjauhan. Masing-masing siswa mencoba meyerut pensil 2Bnya agar runcing seperti jarum. Ada yang tegang dan ada yang terlihat santai menghadapi EBTANAS hari terakhir ini. Saya hanya bisa pasrah dan berusaha karena there is no way out!! Berharap apa yang sudah saya pelajari cukup untuk menghadapi EBTANAS hari ini.
Soal mulai dibagikan dan serempak semua menunduk mengerjakan ujian ini. Ah tidak pernah saya lupa hari itu…hari terakhir menegangkan akhirnya berakhir. Ada beberapa soal yang tidak bisa saya kerjakan,untung pilihan ganda…sehingga terpaksa mencoba keberuntungan dengan MENEBAK!! Seperti menebak skor akhir pertandingan sepak bola, semua kemungkinan harus diukur dengan seksama, jika tidak salah hari itu adalah Mata pelajaran Bahasa Inggris dan Fisika untuk jurusan IPA.
Ada yang mengganggu pikiran saya selama ini, Perubahan EBTANAS menjadi UAN menimbulkan banyak polemik. Itu semua karena dinilai UAN hanya mengukur satu aspek kompetensi kelulusan yakni aspek kognitif.Sebuah sistim baru yang membuat UAN dianggap sebagai MONSTER berbadan BESAR!. UAN dinilai hanya melakukan evaluasi terhadap peserta didik. Padahal, menurut pasal 57 UU Sisdiknas, mutu pendidikan seharusnya didasarkan pada evaluasi yang mencakup peserta didik, lembaga, dan program pendidikan. UAN dinilai juga telah merampas kewenangan pendidik/guru dan sekolah untuk melakukan evaluasi hasil belajar dan menentukan kelulusan peserta didik. Menurut pasal 58 ayat 1 dan pasal 61 ayat 2 UU Sisdiknas, evaluasi hasil belajar dan penentuan kelulusan peserta didik dilakukan oleh pendidik/guru dan satuan pendidikan/sekolah.Ada baiknya juga, praktek suap menyuap untuk meluluskan siswa-siswi yang tidak lulus tentu sudah tidak berlaku lagi.
Apa yang boleh dikata,keputusan telah dibuat dan harus dijalankan!!Seperti saya bilang There is No way out!! Yang harus dipikirkan oleh para siswa adalah bagaimana cara terbaik untuk LULUS dengan sistim seperti ini. Banyak berita memilukan yang dialami oleh siswa-siswi yang akan menghadapi UAN ini, stress akut hingga bunuh diri pun banyak kita lihat di media masa.
Ada pernyataan bagus dari mantan Wapres Jusuf Kalla yang saat itu masih menjabat, beliau mengatakan bahwa jika bangsa ini ingin maju, maka harus mengetahui keadaan yang sesungguhnya atas pendidikan. “Apabila selama ini hanya dipoles-poles angkanya, maka bangsa ini tidak akan berkembang maju dengan betul. Kita tidak ingin menyiksa murid, tapi ingin memaksa murid belajar dengan keras,” .
Pernyataan masuk akal yang harus kita ingat,saya pribadi setuju dengan statement beliau. Ade sayapun yang masih kecil masih duduk di bangku SMU, adek saya sendiri segera akan bertarung dengan MONSTER bernama UAN ini tahun depan.
Ada sebuah pemikiran simple yang keluar ada di benak saya, anggapan UAN menjadi sebuah MONSTER dari para siswa-siswi yang akan menghadapi UAN ini apakah ada pergeseran MENTAL? Menyerah sebelum bertarung pada generasi muda kita? Padahal persaingan kedepan sangat berat buat mereka dalam dunia kerja…apa kabar dengan persaingan melawan pekerja-pekerja asing yang mempunyai mental lebih baik?? Helooooow???
Dengan adanya sistim baru dengan standart yang tinggi ini jika saya masih berpakaian putih abu-abu akan menantang saya untuk lebih bekerja keras…tapi mengapa semangat seperti itu tidak ada pada siswa-siswi jaman sekarang? Yang ada malah berdemo agar UAN dihapuskan…men!!hidup itu keras…jangan mau yang gampang-gampang doang!! Kadang ada kekesalan seperti itu di benak saya ketika melihat berita televisi yang isinya para siswa berdemo dengan spanduk HAPUS UAN!! Masih ingat dengan film DENIAS? bercerita ttg siswa di pedalaman yang harus berjuang untuk ke sekolah? seharusnya mereka menonton film tersebut. ..sebuah cerita yang Inspiring…atau Laskar Pelangi garapan Riri Riza dan Mira Lesmana.Perjuangan hidup dimulai sejak bangku sekolah…
Kembali lagi ke pertanyaan saya selama ini tentang UAN, apakah ada pergeseran MENTAL pelajar Indonesia dewasa ini? Jika memang demikian… Apa kabar dengan Monster bernama persaingan bebas?
Kategori
PATIPERKASA.COM Lihat Semua
Blogging for fun, Radio Trainer, Fulltime husband, loves motorcycle, goalkeeper, street photographer, Basketballer, MotoGP Freak and Arsenal Gooner. contact : pati.perkasa@gmail.com