Lanjut ke konten

Sayap – sayap Patah Garuda

Mungkin saya hanya satu orang dari jutaan pecinta sepakbola di Indonesia yang mempunyai peraaaan campur aduk atas berita yang beredar bahwa ada 7 pemain Timnas yang mengundurkan diri dari squad Garuda. Awalnya saya tidak percaya akan berita ini, hingga saya mengunjungi website Bambang Pamungkas dan mencoba memahami apa yang terjadi di dalam tubuh Timnas. Lewat beberapa artikel yang ditulis Bepe memang bisa dipahami bahwa suasana di dalam Timnas sedang berada di lowest point dari sebuah Tim Nasional, pejuang Indonesia di lapangan hijau.

Kekalahan telak dari Iran dan Bahrain di kualifikasi piala dunia membuat banyak pertanyaan,tim yang kita lihat sangat perkasa di piala AFF dengan permainan yang cantik polesan opa Riedl seolah-olah pudar mendadak dengan permainan yang monoton dan mudah dibaca lawan setelah dipegang oleh menir Wim. Dukungan rakyat Indonesia tidak pernah pudar meskipun Timnas ditekuk Iran di tanah mereka ketika menjamu Bahrain di GBK.Ratusan ribu warga Indonesia dari segala penjuru tanah air menantikan Timnas untuk mengulang sukses di tahun 2007 ketika menekuk Bahrain 2-1. Begitu pula dengan ratusan juta pendukung Timnas yang menyaksikan lewat layar televisi di warung kopi pinggir jalan.

COMEBACK Timnas dinantikan oleh ratusan juta orang malam itu ketika menghadapi Bahrain,masa kalah di kandang?jadi wajib menang donk!….Mungkin itu adalah harapan ribuan supporter yang hadir di GBK hari itu, namun kenyataannya jauh dari harapan! meskipun tampil di depan ratusan ribu supporter yang memenuhi GBK, Timnas seolah tidak berdaya menghadapi Bahrain, tampil dengan permainan yang tidak seperkasa biasanya. Kecewa,itulah yang mungkin dirasakan oleh saya melihat Timnas kebanggan saya. Apalagi dengan insiden petasan sehingga pertandingan di hentikan plus Pak SBY pulang duluan alesannya karena kecewa terhadap supporter yg main petasan ,lengkap sudah kekecewaan yang campur aduk,terlalu banyak untuk malam itu..cukup sudah!

Kekevewaan ini memuncak ketika press confrence Menir Wim memberikan statement yang mengejutkan,”Tim ini tidak layak tampil di ajang Internasional”. Statement yang patut disayangkan dan menjadi puncak kekecewaan saya. Kenapa kok seperti melempar tanggung jawab kepada timnya saja,padahal dia penanggung jawab utama tim.Ah saya hanya pencinta sepakbola biasa,tidak mau berkomentar banyak akan sikap Menir Wim ini,mungkin dia juga kecewa berat seperti saya dan emosinya memuncak malam itu. “Abis makan Tongseng kali jadi darah tinggi kumat”, itu yang terlintas di benak saya.

Sambil mendengarkan lagu Selamanya Indonesia dari 21st Night dengan lirik kental berisi nasionalisme Indonesia yang saya dengarkan via aplikasi streaming 101 Jakfm di Galaxy Tab saya, maklum harus terus monitoring selama libur weekend. Lewat twitter saya membaca berita ada 7 pemain Timnas yang mengundurkan diri dari Timnas termasuk Firman Utina…aduuh ada apalagi ini*tepokjidat! Saya coba untuk mengerti apa yang terjadi di tubuh Timnas saat ini. Dalam beberapa tulisan yang dibuat oleh BP saya terus mencoba mencerna, mundur dari Timnas untuk seorang pemain sepakbola adalah keputusan yang aneh,karena semua pemain bola di tanah air ini pasti menginginkan di panggil dan mengenakan kostum dengan lambang Garuda di dada mereka.

Banyak yang bilang ini adalah provokasi opa Riedl karena pertemuan sejumlah pemain yang bertemu Opa pasca statement yang menjatuhkan tim setelah kalah 2-0 dari Bahrain, sampai komdis PSSI menganggap ini pelanggaran. Namun BP menepis rumor tersebut di websitenya, iya juga sih, masa mau ketemu orang diatur-atur, dilindungi UUD khan?

Jika memang benar 7 pemain Timnas mundur ini akan menambah kekecewaan saya, karena saya cinta dengan mereka, mereka adalah pahlawan dan mungkin harapan terakhir ratusan juta rakyat Indonesia. Sebagai pecinta sepakbola biasa, mungkin tulisan dan pemikiran saya ini masih di terlalu cetek, tapi apapun itu saya ingin mencoba menuangkannya dalam sebuah tulisan.

Mundur dari Timnas adalah keputusan yang pasti sulit, sebuah keputusan yang pasti sudah di pikirkan dengan masak-masak oleh mereka jika hal ini benar terjadi. Saya menghargai apapun keputusan mereka, mundur dari Timnas adalah pilihan, menjadi pelatih galak seperti Menir Wim juga merupakan pilihan,jadi supporter kampungan yang main petasan juga pilihan. Hidup ini penuh pilihan kok,tinggal kita mau milih yang mana.

Saya mencoba melihat Bigger Picture Impact yang akan terjadi jika memang hal ini terjadi. Anda bisa bayangkan berapa juta yang menjadikan Firman Utina sebagai idola mereka dan terbawa dalam kehidupan sehari-hari? Berapa juta anak yang ingin menjadi seperti Firman Utina?

Jika memang jadi mundur dari Timnas, saya rasa hal ini akan merubah mental banyak orang diluar saya dalam kehidupan sehari-harinya. Siapa tau jadi diikutin ke hal-hal kecil misalnya Bos galak,gue resign aja, Bonyok galak gue kabur aja ah, dan lain sebagainya sebagai kemungkinan lainnya, inspirasi untuk membiarkan mental TEMPE tumbuh berkembang. Ini kemungkinan bisa terjadi secara psikologis, kenapa? menurut saya banyak yang menggantungkan dan menjadikan mereka sebagai way of lifenya dalam kehidupan. Cuma Timnas yang bisa menyatukan seluruh rakyat Indonesia,mau beda suku,kaya miskin,semua menyatu demi mensupport Timnas. Sungguh hebat dan sungguh menjadi teladannya Tim nasional kita ini. Bisa dibilang mereka adalah MAGNET negara ini.

Jika ada waktu untuk bertemu pemain timnas saya ingin sekali memberikan pemikiran saya ini,bahwa impactnya bukan hanya pada tendangan bola semata di lapangan,namun bigger picture impactnya sangat luas bagi bangsa ini.  Harapan saya bahwa ada solusi lain yang terbaik untuk hal ini agar tidak terjadi, PSSI sebagai organisasi tertinggi harus melakukan mediasi untuk hal ini. Patut disayangkan jika playmaker sekelas Firman hilang di Timnas. Apalagi dengan keadaan negara kita yang carut marut, lewat sepakbola lah masyarakat menggantungkan kebanggaannya terhadap negeri ini secara luas. Timnas pendongkrak nasionalisme kita?bisa dibilang begitu….kalo gak mereka siapa lagi? Mudah-mudahan tulisan saya ini bukan dicap sebagai ke-sok tahuan belaka,siapa gue nulis begini untuk timnas? ini adalah sebagai bentuk kecintaan saya terhadap pahlawan-pahlawan saya di lapangan hijau….

Dear Mas Firman dan teman-teman timnas,mungkin saya belum dan tidak akan pernah punya kesempatan menjadi pemain Timnas seperti kalian, tapi satu hal yang saya tahu bahwa lewat kalian negara ini “Hidup” kembali, mundur dari Timnas akan meluluh lantakkan harapan jutaan mental kami di penjuru negeri, lewat permainan dan semangat juang kalian negeri ini belajar menggapai harapan mengambil contoh ketika kami hilang pegangan, kami hanya ingin lihat kalian bermain dan bergembira di lapangan…Jangan lakukan karena ulah satu orang semata, jutaan orang diluar sana mengantungkan harapannya kepada kalian…

“Kita adalah sayap-sayap sang garuda
Di atas samudera di langit khatulistiwa
Semoga namamu sampai ke ujung dunia
Ceritakan semua indahnya pada mereka

Karena ku tahu di sini ada cinta
Yang kan ku jaga selamanya
Karena ku tahu di sini tempat kita” 

Selamanya Indonesia – 21st Night

PATIPERKASA.COM Lihat Semua

Blogging for fun, Radio Trainer, Fulltime husband, loves motorcycle, goalkeeper, street photographer, Basketballer, MotoGP Freak and Arsenal Gooner. contact : pati.perkasa@gmail.com

2 tanggapan untuk “Sayap – sayap Patah Garuda Tinggalkan komentar

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: